Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Aku dan Masa Laluku

Gambar
Beberapa waktu yang lalu aku mengikuti sesi meditasi sederhana dalam sebuah acara. Bukan meditasi juga sik. Apaan ya namanya. Pokoknya yang disuruh merem, terus pembawa acaranya nyuruh kita membayangkan hal-hal yang menyedihkan sampai akhirnya nangis massal. Semacam ESQ-ESQ-an. Dulu sempet mempan nangis dengan cara di-beginiin, tapi beberapa tahun belakangan, malah ngantuk dan greget buat buka mata setiap ada sesi muhasabah diri seperti ini. Berbeda dengan sesi terakhir kemarin. Entah karena lagi gundah tapi nggak dirasa, atau karena udah lama nggak nangis, sesi muhasabah-diri-ala-ala itu malah bikin mbrebes mili . Serius. Gak ada air mata menggenang lama trus netes satu-satu, tapi langsung mbrodol nangis bahkan ketika otak memerintah “eh ngapa lu nangis sih elah. Ga usah”. Atau mungkin, kali ini hati yang memerintah (?). Gak tau juga sih secara keilmuan biologis apa bisa begitu, atau gimana entah. Tapi jujur itu pertama kalinya aku nangis lagi sampai se-sakit itu setelah se

Urang Desa jadi Cah Batavia

Gambar
Sebagai seorang introvert, sejujurnya, aku benci dengan keramaian. Ditambah lagi dengan mata yang kebetulan minus (dan ogah pake kaca mata), bikin kepalaku pusing kalo di tengah keramaian soalnya semua wajah-wajah manusia tampak kembar seketika. Blurrrrr Bulan ini, tepat satu tahun aku tinggal di sebuah kota yang sangat identik dengan keramaian dan kepadatannya. Yup. Jakarta. Hey! Bulan ini Jakarta juga ultah ya? Well happy birthday ibu kota! Dulu, aku pernah punya prinsip untuk nggak jadi salah satu manusia yang semakin memadati kota yang udah padat ini. Lagi pula, apa bagusnya kota ini? Oke, selain transportasi umum nya yang lebih memadai dari kota lain, dan deretan gedung-gedung megah yang menampakkan cahaya cantik ketika gelap, kota ini nggak punya hal yang begitu menjanjikan buatku. Terutama macet, banjir, dan kepadatan manusia-manusia di kota ini yang bikin aku semakin yakin untuk nggak bakal pernah berdomisili di Jakarta. Daerah asalku Tasikmalaya jauh lebih cocok untuk diti