Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Should i sing again?

Hai there, Its been a long time ya since i posted my last post for #30HariMenulis. Gara-gara project nya udahan, jadi nulisnya juga udahan. Tapi berhubung ini lagi ada mood untuk nulis, maka.. Voila! Akhirnya aku menulis juga. Sebenarnya ini hanya rentetan kalimat tentang kehidupanku yang sangat tidak perlu untuk dibaca. Isinya? Ya begitu. Tidak ada pesan moral, kesenangan, kesedihan, atau apa pun yang akan anda dapatkan. Jadi? Just close this page, and go back to your activity. Im serious. Berawal dari kemarin malam, ketika suasana malam yang seharusnya gerah tiba-tiba berubah menjadi dingin, mencekam, air mata tiba-tiba menggenang di pelupuk mata tanpa disadari hanya karena secarik tulisan yang menyayat hati. Aku hanya bisa tersenyum. Bagaiman bisa? Rasanya ingin aku berteriak saat itu juga, karena sungguh, itu sangat menyakitkan. Tetapi kehadiran seorang makhluk ‘jahat’ disampingku membuatku menahan semuanya. Apa yang akan dia katakan nanti? Kau menangis hanya karena hal sepel

#SuratUntukBapak: Abi

Gambar
Bapakku, aku memanggilnya Abi. Assalamualaikum Bi. Apa kabar? Sudah lama sekali rasanya aku tidak bertemu denganmu. Sekedar menyapa dan menanyakan kabarmu pun rasanya sangat jarang aku lakukan. Tidak. Bukan berarti aku lupa padamu, Bi. Abi justru selalu ada disetiap doa yang aku panjatkan. Abi dan Umi. Bi? Aku ingin bertemu denganmu. Terkadang aku bertanya-tanya, rindukah engkau pada anakmu ini? Jarak yang memisahkan aku dan Abi bertahun-tahun membuat aku kehilangan sosok Abi yang sebenarnya. Meskipun memang Abi sering pulang ke rumah dalam 3 bulan sekali, tetapi tetap saja aku merasa ada sesuatu yang hilang. Sejujurnya, aku ingin sekali menceritakan keluh kesahku, kehidupanku, dan berdiskusi tentang apapun, sekecil apapun itu hal yang aku alami kepadamu bi. Tak bisakah kau meluangkan sedikit waktumu untukku? Apa kau sesibuk itu? Aku tahu, kau berjuang disana demi diriku, demi keluarga. Tetapi tetap saja.. Ah mungkin aku terlalu egois. Aku terlalu haus akan kasih sayang d

Last but not Least

Gambar
Finally. Tak terasa -sebenernya ngga juga sih. berasa banget justru- hari ini sudah menginjak hari ke 30 #30HariMenulis. Akhirnya.. Setelah berhari-hari berasa dikejar deadline nulis tiap hari dan karena panik takut disuruh bayar 10ribu ujung-ujungnya malah banyak nulis ngasal. Tetapi mulai hari ini, tidak lagi. Karena akhirnya semua berakhir di hari ini. Hari ke 30. Yeye! Ngga tau tulisan mana ntar yang bakal dipilih. Soalnya kok kayaknya tulisanku malah ngasal semua deh kayaknya. Oke berhubung ini hari terakhir jadi mending basa-basi aja. Apa ya? Pengennya sih hari terakhir tuh nulis tulisan yang 'bener' dikit. Yang layak untuk dibaca. Namun berhubung tulisannya belum bikin karena ngga ada waktu nulis dan sekarang mumpung lagi wifian gratis, jadi mending sekarang aja deh. Nulis apa tapi ya? Yaudah lah ya kembali ke prinsip 30HariMenulis, yang penting nulis daripada bayar. Ini juga namanya tulisan kan? Yaudah. Hikmah yang bisa diambil dari project ini adalah, jadi

Lupa

Gambar
Hari ini hari minggu. Dan aku lupa hari ini hari minggu. Itu artinya hari ini seharusnya aku masih tergeletak manja di atas kasur tanpa harus buru-buru mandi dan kelelahan karena berlari ke sekolah secepat yang aku bisa dengan laptop dan buku tebal di tasku seperti tadi. Iya. Aku lupa ini hari minggu. Dan aku baru ingat ketika aku sudah berdiri di depan pintu kelas. Memandang ke arah jendela dan melihat di dalam kelas tidak ada siapa-siapa disana. Aku sempat terdiam sejenak ketika Mang Asep memanggilku dari belakang.  “neng Hana. Hari ini teh hari minggu. Neng Hana kenapa malah sekolah?” katanya dengan logat sundanya yang kental. Aku hanya nyengir sambil garuk-garuk kepala. “aku lupa mang.” Kataku. Mang Asep berdecak sambil geleng-geleng kepala. Aku menghela nafas panjang. Aku kira hari ini hari Senin. Padahal aku sudah berat-berat bawa laptop karena kukira hari ini ada presentasi. Tapi, tunggu. Daripada aku pulang ke rumah dengan tangan hampa, kenapa tidak pergi ke perpustak

Nostalgila

Gambar
Hal yang menyenangkan hati banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi Sekarang ganti baju, agar menarik hati ayo kita mencari teman - chibi maruko chan Karena Hachi anak yang sebatang kara, pergi mencari ibunya Di malam yang sangat dingin, teringat mama Walaupun kesepian, hati tetap gembira - Hachi Tetapi Kalau begini aku pun jadi sibuk berusaha mengejar-ngejar dia Matahari menyinari semua perasaan cinta Tapi mengapa hanya aku yang dimarahi? - Shinchan Padahal Aku ingin begini aku ingin begitu  ingin ini ingin itu banyak sekali  Semua semua semua dapat dikabulkan  dapat dikabulkan dengan kantong ajaib - Doraemon Tapi aku harus.. Mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra bersama teman bertualang - Ninja Hatori Jadi kuharap.. Datanglah oh Pi Men Datanglah ke rumahku Datanglah oh Pi Men  ke dalam hatiku - PMan Sehingga Cahaya cinta perlahan menyilaukan  itulah mimpi kehidupan kedua Mimpi

Nonton RM?

Gambar
Kadang agak gimana gitu, merelakan kuliah demi nonton itu. Sering kepikiran. Ampir tiap hari. Coba kalo nontonnya hari libur mah its okay, very okay. Tapi ini ada kuliah. pek siah. Kadang otak warasku ngomel sendiri akhir-akhir ini. Kamu kesini ngapain? Kuliah bukan? Ngapain buang-buang duit buat nonton hal yang ngga penting begitu dan malah bolos? Entahlah. Mungkin saat itu (Pas beli tiket) otak ku sudah terhipnotis oleh kata-kata temanku. Sebut saja Asem. Si Jurig running man. Penggila Running Man. Dan aku juga sih, tapi itu dulu. Sekarang? Masih. Tapi ngga separah Asem. Si asem ini maksa-maksa buat ikut nonton RM di GBK. Ya aku mau banget lah. Cuman harganya itu loh Gusti awis pisan. Mikir berkali-kali. Berhari-hari. Tapi karena si Asem ampir tiap ari telpon melas-melas biar aku ikut nonton nemenin dia, dan mungkin entah kenapa setan-setan waktu itu (sebelum beli tiket) kayaknya lagi demen banget mempengaruhi aku si gadis lugu nan polos ini biar beli tiket. Dan akhirnya tanp

Lalu apa? Lalu bagaimana?

Gambar
Terikat. Disekap. Tak bisa bergerak Kemudian berlari, melepas tambang yang mengikat dengan gigi Hingga berdarah-darah Lalu apa? Lalu bagaimana? Berlari tanpa arah Kadang menyesal Kenapa harus lari? Kenapa tidak diam saja? Biar diikat dan disekap Tetapi tidak akan kebingungan seperti ini Lalu apa? Lalu bagaimana? Sudah terlanjur berdarah dan berlari Hanya akan merobek harga diri jika kembali Karena otak bodoh yang egois Beginilah jadinya Pergi tanpa berfikir Lalu apa? Lalu bagaimana? Sudahlah Sudah terlanjur pergi Terus saja berjalan Meski tanpa alas Menginjak kerikil, pasir panas, dan pecahan kaca Hadapi saja. Tantang mereka Kau sudah memilih jalan ini Lalu apa? Lalu bagaimana? Buktikan Karena kau sudah berlari Buktikan bahwa itu tidak sia-sia Kau akan kembali membawa diri dengan senyum mengembang di wajahmu Memandang yakin pada dirimu Buktikan dirimu mampu berdiri sendiri Melewati jalan itu meski penuh duri 

Jangan lari jangan mengejarku

Gambar
Kenapa kau lari? Karena dirimu Apa seseorang mengejarmu? Jangan kejar aku Mana? Siapa dia yang mengejarmu ? Itu kau! Aku berlari darimu dasar bodoh! Akan aku habisi dia! Iya, habisi saja dirimu sendiri Tunggu. Kenapa larimu semakin cepat? Jangan kejar aku lagi Hei! Hei! Kau mau kemana? Kau tak perlu tahu Jangan lari. Aku akan terus berlari Jelaskan dulu padaku apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak ingin menjelaskan apa-apa Apa yang membuatmu lari? Kau yang membuatku seperti ini Apa kau takut? Aku takut Siapa yang kau takuti? Aku takut padamu, kau tau? Tenang saja, aku akan melindungimu. Aku tidak butuh perlindunganmu karena kau yang aku takuti! Tolong berhentilah. Aku tidak akan pernah berhenti jika kau terus mengejarku Hei!. Hei! Kau mau kemana? Menjauh darimu. Pergi sana! Apa kau sedih? Iya Ceritakan padaku. Aku ingin menceritakan semuanya, tapi tidak kepadamu Aku akan mendengarkan semuanya. Apa kau tuli? Aku tidak akan menceritakannya

Lihat kesini!

Gambar
Entah siapa yang kurindu Entah siapa yang sedang kunanti saat ini Di tengah hujan gerimis yang bertahun tak berhenti Dan awan kelabu yang seakan memberi kabar bahwa seseorang yang sedang ku tunggu  tidak akan pernah datang  Aku sendirian Tidak sudi kah kau sekadar melihat kesini?  ke arahku?  Tidak kah kau punya sedikit rasa kasihan saja kepadaku? Aku tidak peduli terlihat menyedihkan karena kau kasihani Tapi setidaknya kau melihatku Menganggapku ada.  Disini Aku benci sendirian Aku benci kesepian  karena aku merasa aku begitu payah Jadi tolong,  Lihatlah kemari Iya. Kearahku Kasihani aku karena aku membutuhkanmu 

Hurt

Gambar
“Every time i’ve ever put myself outhere, i’ve gotten hurt. Every time” –When in Rome. That words mean a lot for me. Its like... ketika aku berusaha menutup diri, lalu ada seseorang yang menarikku keluar dari tempat itu. Memandangku dengan tatapan hangat. Mendengarkan keluh kesahku. Tersenyum di hadapanku. Dia berjalan mendekat, semakin dekat, merangkulku, lalu kemudian pergi meninggalkanku secara tiba-tiba. And then i hurt. Bayangkan, Ketika dia semakin mendekat, dan aku perlahan membuka hatiku lagi, kemudian dia pergi. Begitu saja. Tanpa sepatah katapun. Dan ini terjadi tidak hanya satu kali. Bukan hanya dengan orang itu. Sebelum itu aku pernah mengalami hal yang sama. Karena itu aku berusaha menutup diri. Tapi orang itu.. dia berhasil membobol tembok besar dan tebal yang ada dalam pertahananku. Tembok yang kubuat untuk mengahalangi siapapun yang berusaha mendekat. Tembok itu roboh. Entah apa yang dia bawa hingga dia berhasil meruntuhkan tembok itu dan memberikanku harapan,

Negatif

Gambar
Garis pendek yang mengambang Sudah mendarah daging disini Membuat semua berfikir sama dimatanya Buruk Apapun  yang dia lihat dirasanya buruk Padahal belum tentu Semua negatif, katanya Hidupnya seakan diburu Padahal mereka diam Ya karena negatif Dalam darahnya Terpatri garis pendek yang mengambang Dan sulit untuk dihilangkan

Late Confession

Gambar
kau tahu Billy? Aku menyukaimu. Sejak Lama. Suara Tessa terngiang-ngiang ditelingaku. Bebapa jam yang lalu, Tessa ada dihadapanku, mengucapkan kalimat itu padaku. Tetapi aku malah diam, tidak bergeming. Perasaanku bercampur-aduk saat Tessa, gadis idamanku sejak lama, menyatakan bahwa ia menyukaiku. Apa ini mimpi?  “kau kenapa Bil? Aku lihat Tessa tadi kesini bukan? Apa yang dia katakan hingga membuat kau berubah menjadi pendiam seperti ini?” Joan, sahabatku menepuk pundakku pelan. Aku terdiam sejenak. Aku masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku seakan berada di alam mimpi. “dia menyukaiku Jo. Dia bilang dia menyukaiku.” Joan menoleh. Alis matanya terangkat dan matanya yang bulat terbuka lebar. “Apa? Tessa menyukaimu Bil? Astaga. Itu kabar baik! Sudah aku katakan dari dulu bahwa Tessa itu juga menyukai kau. Kau ini tidak percaya kali dengan sobatmu ini. Lalu kau jawab apa? apa yang akan kau lakukan sekarang?” kata Joan lagi dengan logat bataknya yang k

Aku lelah

Gambar
Aku akan hilang Dasar kau pengecut Aku memang pengecut Apa kau sudah gila? Belum. Dan tidak akan menjadi gila Dimana kau taruh otakmu hah? Disini, di kepalaku. Terlindungi dari sinar matahari yang bisa membakar kulitmu Kau seperti anak teka, kau tau? Aku tidak peduli Sampai kapan kau hanya berdiam di zona yang kau fikir aman itu? Selamanya Dasar bodoh. Kapan kau akan menjadi dewasa? Ini hidupku. Aku yang menentukan kemana akan berjalan Kau sudah terlalu lama berjalan lurus, terlalu mainstream Aku tahu, yang penting aku aman Belum tentu Aku tidak peduli! Kau memang keras kepala, egois Apa? Aku egois? Apa kau tahu aku sudah terlalu sering mengorbankan perasaanku sendiri untuk menjaga perasaan orang lain? Kau tahu seberapa tersiksanya aku ketika aku harus berpura-pura padahal aku begitu marah? Sudah berkali-kali aku melakukan hal itu. Apa kau masih mau berkata aku ini egois? Berhentilah bersikap kekanak-kanakan Aku tidak bersikap begitu Lalu k

Penyesalan di tengah semak belukar

Gambar
Penyesalan perlahan muncul kedasar hati Apa? Apa yang disesali? Tidak perlu ada yang disesali Kau memang seharusnya tidak disini Tapi berjalan di jalur yang sudah ada Hanya saja kau terlanjur tergelincir ke dalam lumpur penghisap Diam. Jangan bergerak Agar kau bisa keluar dari sana Jangan menangis dan menyesal  meratapi dirimu sendiri di tengah semak belukar di hutan ini Tidak perlu menyesal Bertemu hewan liar dan terhisap lumpur Tidak perlu menyesal karena ini takdir kau sudah terlanjur memilih meskipun hutan memang gelap, banyak semak belukar, dan hewan liar Jangan lari! Karena kau akan semakin tersesat Percayalah, didalam keliaran hutan ini Banyak bunga langka yang indah akan kau temui Kau tidak akan menyesal Teruslah berjalan, jangan lihat ke belakang dan di ujung sana, nantinya kau akan keluar dari hutan ini merubah pandangan dunia akan gelapnya hutan

Ngga usah dibaca, ngga penting #3

Gambar
Tulisan ini ngga penting kok. Serius. Cuman coretan keluh kesah gue di hari yang mendung ini. Sebenernya ngga bener-bener mendung, panas banget malah. Matahari tuh rasanya cuman jarak satu jengkal dari kulit. Tapi ngga tau, bawaannya gloomy aja. Lagi bad mood kayaknya. Anyway karena ini tulisan isinya keluhan gue doang, jadi bagi readers yang punya aktifitas lain yang lebih penting dari baca blog gue yang super ngga penting ini, mending mengurungkan niatnya deh. Mending pergi kemana kek gitu, ngerjain tugas atau apa kek kerjaan yang lebih bermanfaat. Karena tulisan ini sama sekali ngga ada manfaatnya buat readers. Serius! Ngga percaya? Terserah deh. Yang penting udah diingetin kalo tulisan ini emang ngga layak untuk dibaca. Oke, jadi ada apa dengan hari ini? Ngga tau. Ngga ada apa-apa sih sebenernya. Cuman kok kayaknya mood gue naik turun terus dari pagi. Seperti yang udah gue ceritain di tulisan gue sebelum ini, gue emang moody-an orangnya. Bisa seneng dan sedih seketika karena

Mood breaker!

Gambar
Suasana hatiku berubah drastis hanya karena hal sepele. Sangat sepele dan bahkan terlalu sepele. Sebenarnya, sejak tadi pagi aku baik-baik saja. Aku bahagia. Tapi semua itu luntur beberapa saat yang lalu, saat kau datang. Apa aku berkata salah? Kenapa kau memamerkan ekspresi itu? Apa aku begitu rendah dimatamu? Iya. Kau tadi terlihat begitu menganggap rendah terhadapku. Ekspresi itu.. Aku tidak bisa menggambarkan ekspresimu dalam tulisanku sekarang, karena ekspresi itu terlalu menyakitkan jika harus aku ingat. Aku memang manusia biasa, terlalu banyak kekurangan yang ada dalam diriku. Tapi, apa tak bisa kau sedikit saja menghargaiku? Jangan kau kira hal penting yang kau punya sekarang menjadikan apa yang dibawahmu itu tidak penting. Hari ini, semua hal yang sudah aku rencanakan sepertinya tidak akan berjalan. Suasana hatiku terlanjur memburuk. Sudah. Aku ingin sendiri. Pergi saja sana! Sudahlah. Aku tidak seharusnya seperti ini. Baiklah, aku minta maaf. Mungkin aku sudah be

Dont judge a cover

Gambar
Kesan pertama saat kita bertemu dengan orang baru adalah, tentu saja kita lihat dari fisiknya dulu. Tapi terkadang tampilan luar itu tidak sinkron dengan apa yang ada dalamnya. Aku jujur sangat setuju dengan pernyataan ‘dont judge a book by its cover.’ Good outside doesnt mean good inside. Tapi ya mau gimana kadang aku pun menjudge seseorang dari covernya dulu. Coba bandingkan, ketika kita bertemu dengan seseorang yang penampilannya urakan -bajunya berantakan, tidak rapi, rambutnya ngga jelas potongan apa- dan seseorang dengan penampilan yang rapi.  Kalo aku sih, pasti akan lebih respect sama si orang rapi itu tadi. Maksudnya, menampilkan good attitude karena kelihatannya dia juga punya attitude yang bagus melalui penampilannya. Dan ketika aku berhadapan dengan si urakan tadi untuk pertama kalinya, aku pasti akan sedikit menjaga jarak dengannya. Penampilannya nyeremin gitu sih. And you know what? When i know deeper about them, the ‘urakan’ one is obviously more kind than the ‘r

Ngga usah dibaca, ngga penting #2

Gambar
Hallo khalayak ramai. Niatnya hari ini mau nulis serius, tapi ngga ada waktu. Bangun pagi, solat, bobo lagi, dan bangun lagi jam 11 siang, makan, mandi, ke kampus, rapat pleno, ke Solid, makan, dan sekarang udah malem mau pulang, baru keingetan 30HariMenulis dan belum nulis apa-apa, akhirnya memutuskan untuk stay di kampus, nulis sambil hotspotan (karena pulsa modem abis). So.. nulis apa nih sekarang? Karena ini otaknya udah mau pulang dari tadi, jadi nulis yang kaya kemarin aja kali ya. Iya, nulis yang ngga penting kaya kemarin itu. Tapi kayaknya tulisan ini bakal lebih ngga penting dari tulisan yang kemarin. Ini beneran ngeblank soalnya. Sekarang sudah jam 20.53, sudah pasti malem dan kalo malem itu gelap. Tapi disini ngga gelap. Di hotspot MAP udah ada lampunya. Sebenernya dulu juga ada lampunya, tapi ngga seterang sekarang. Terang banget serius, maklum baru. Jadi ngga gelap. Tapi diluar masih gelap. Ya jelas gelap lah, malem. Terus? Ya ngga apa-apa sih. Di sayap kiri s

Ngga usah dibaca, ngga penting

Gambar
Bingung. Malam. Gelap. Ngga dingin sih. Banyak nyamuk. Sedih. Duduk. Bete. Nichkhun. Suho. Kris dan Eci. Laras. Ica. Surabaya. Oke? Ini ngapain? Aku juga ngga tahu. Mencoba menguras otak, berusaha menulis apa kek gitu. Tapi, malah itu semua yang nongol di otaknya aku. Yaudah yang penting nulis aja lah. Bingung. Bingung mau nulis apa. Niat hotspotan awalnya buat nulis, demi 30HariMenulis. Tapi sudah berjam-jam daritadi kerjaannya download terus. Giliran udah mau balik, baru inget nulis. Akhirnya nulis. Tapi bingung. Jadi nulis ginian deh. Ngga tau namanya apa.   Malam. Iya. Ini udah malem. Gelap. Kalo malem berarti? Gelap lah. Gimana sih. Ngga dingin sih. Malem itu identik sama dingin kan ya? Tapi sekarang ngga dingin. Untung ngga dingin, karena kalo udah dingin aku mules. Dan itu ngga enak banget. Banyak nyamuk. Banyak bangetnget. Ngga boong. Tapi lihai semua. Dari tadi baru berhasil ‘membunuh’ satu nyamuk doang. Padahal bentol di kaki udah banyak banget. Sedih. Lagi su

Umi's day

Gambar
Ibu. Satu kata berjuta cerita. Bagiku, ibu adalah segalanya. Dan bagiku, ibu adalah Umi. Ya karena aku memanggilnya Umi. Today, 14May is her birthday! Yay! She turned 39. Sayangnya, aku tidak bisa berada didekatnya sekarang. Aku di sini, kampus Unsoed, dan Umi di Tasik, rumahku tentu saja. Padahal aku ingin sekali menghabiskan waktu dengannya di hari ulang tahunnya. Meskipun aku yakin sebenarnya jika aku memang benar-benar ada di tasik sekarang, aku belum tentu akan terus bersamanya, bergelayut manja di tangannya, atau memberikan hadiah untuknya. Paling aku hanya akan mengucapkan selamat, salim, abis itu, udah. Aku terlalu gengsi. Isin. Aku dan Umi memang tidak memiliki hubungan ibu dan anak yang romantis, ya misalnya sering curhat, sering telfonan, bangunin bobo, ngingetin mandi, makan, dan segala macam tetekbengek keromantisan hubungan ibu dan anak. Umi tidak seperti itu. Umi malah jarang telfon, sms pun cuma nanya kabar, thats all, no more. Temenku, sebut saja mawar. Setiap h

Secret Admirer

Gambar
Sudah dua jam berlalu dan hujan deras dilluar masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti mengguyur kota yang padat ini. Aku terjebak di sebuah  cafe kecil, Azure Cafe,  yang letaknya memang tidak terlalu jauh dengan apartemenku. Sebenarnya aku tidak benar-benar terjebak. Aku bisa saja pulang ke apartemenku dengan jazz yang ku bawa, ditambah lagi jarak dari cafe ini ke apartemenku hanya berjarak sekitar 10menit jika berjalan kaki. Tetapi aku sengaja mampir ke cafe ini, menghindari jadwal padatku, mengurangi beban di kepalaku, dan sedikit menghibur diri di hari ulang tahunku dengan mendengar suaramu. Iya, kamu. Sudah beberapa bulan ini aku sering menghabiskan waktu luangku di akhir pekan di Azure cafe, hanya demi mendengar suaramu. Kau, seorang penyanyi kafe bermata sendu, bertubuh jangkung, dengan lingkar mata panda yang terlihat jelas di wajahmu. Apa kau suka begadang? Kesan pertama saat aku melihatmu memang tidak ada yang spesial di dirimu. Kau justru terlihat menyeramkan