#SuratUntukBapak: Abi


Bapakku, aku memanggilnya Abi.

Assalamualaikum Bi. Apa kabar? Sudah lama sekali rasanya aku tidak bertemu denganmu. Sekedar menyapa dan menanyakan kabarmu pun rasanya sangat jarang aku lakukan. Tidak. Bukan berarti aku lupa padamu, Bi. Abi justru selalu ada disetiap doa yang aku panjatkan. Abi dan Umi.

Bi? Aku ingin bertemu denganmu. Terkadang aku bertanya-tanya, rindukah engkau pada anakmu ini? Jarak yang memisahkan aku dan Abi bertahun-tahun membuat aku kehilangan sosok Abi yang sebenarnya. Meskipun memang Abi sering pulang ke rumah dalam 3 bulan sekali, tetapi tetap saja aku merasa ada sesuatu yang hilang. Sejujurnya, aku ingin sekali menceritakan keluh kesahku, kehidupanku, dan berdiskusi tentang apapun, sekecil apapun itu hal yang aku alami kepadamu bi. Tak bisakah kau meluangkan sedikit waktumu untukku? Apa kau sesibuk itu?

Aku tahu, kau berjuang disana demi diriku, demi keluarga. Tetapi tetap saja.. Ah mungkin aku terlalu egois. Aku terlalu haus akan kasih sayang dan perhatian Abi. Aku seharusnya mengerti. Karena aku tahu Abi pasti menyayangiku dan merindukan aku,selalu. Maafkan aku bi.

Meski begitu, tahukah kau Bi? Aku sangat bangga padamu. Seringkali aku menceritakan kisah perjuanganmu dulu demi membangun karirmu hingga sekarang kepada teman-teman dekatku. Nenek yang menceritakan semua itu. Dia bilang, Abi adalah sosok yang disiplin dan rajin. Beberapa tahun yang lalu, ditengah keterpurukan ekonomi, Abi bisa bangkit dan berjuang sendiri demi menuju perguruan tinggi. Pernah suatu hari aku menangis mendengar cerita masa lalu Abi. Kau adalah orang yang luar biasa. Aku ingin menjadi sepertimu. Tetapi, Abi.. Bisakah aku sehebat dirimu? Bisakah aku juga berjuang sepertimu ditengah segala kemudahan yang Abi berikan sekarang? Bisakah aku membuatmu bangga seperti kebanggaanku terhadapmu Abi? 

Bi, aku jarang sekali melihat ataupun mendengar keadaanmu. Bagaimana Abi disana? apa semua baik-baik saja? Kau selalu mengatakan Abi baik-baik saja. Bi, hidup itu seperti roda berputar bukan? Ada saat-saat ketika kita berada di bawah. Maka, ceritakanlah padaku bi. Saat-saat roda kehidupan Abi berada di bawah, ataupun saat-saat bahagia Abi. Aku ingin Abi menceritakan semuanya padaku. Dan aku juga akan dengan senang hati menceritakan semua kisahku pada Abi. Jangan pernah merasa kesepian bi, karena sejujurnya aku disini selalu menantikan kabar darimu.
Bi, surat kecil ini aku persembahkan untukmu, sebagai rasa terimakasihku karena sudah menjadi ayahku. Ayah terhebat di dunia. Mungkin ketika kau membaca tulisan ini kau akan terkekeh geli karena aku belum pernah mengungkapkan rasa sayangku lewat kata-kata seperti ini sebelumnya. Atau mungkin kau akan menangis bahagia ketika membaca tulisan ini?  Atau malah biasa saja? Entahlah. Tapi, satu hal yang sangat penting yang harus Abi tahu adalah, aku menyayangimu Bi. Selalu.

Semoga abi selalu berada dibawah lindungan Allah.
Dari anakmu yang selalu merindukanmu
Caca

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Thoughts About Palestine

Cuek itu perlu

Mood breaker!