Hurt


“Every time i’ve ever put myself outhere, i’ve gotten hurt. Every time” –When in Rome.
That words mean a lot for me. Its like... ketika aku berusaha menutup diri, lalu ada seseorang yang menarikku keluar dari tempat itu. Memandangku dengan tatapan hangat. Mendengarkan keluh kesahku. Tersenyum di hadapanku. Dia berjalan mendekat, semakin dekat, merangkulku, lalu kemudian pergi meninggalkanku secara tiba-tiba. And then i hurt.
Bayangkan, Ketika dia semakin mendekat, dan aku perlahan membuka hatiku lagi, kemudian dia pergi. Begitu saja. Tanpa sepatah katapun. Dan ini terjadi tidak hanya satu kali. Bukan hanya dengan orang itu. Sebelum itu aku pernah mengalami hal yang sama. Karena itu aku berusaha menutup diri. Tapi orang itu.. dia berhasil membobol tembok besar dan tebal yang ada dalam pertahananku. Tembok yang kubuat untuk mengahalangi siapapun yang berusaha mendekat. Tembok itu roboh. Entah apa yang dia bawa hingga dia berhasil meruntuhkan tembok itu dan memberikanku harapan, lagi. Tetapi lalu dia pergi. Meninggalkan tembok pertahananku rusak. Dan malah meninggalkan luka.
Semua itu seperti hanya sebuah mimpi. Itu memang mimpi. Aku harus menganggap semua itu hanya mimpi meskipun itu sebenarnya pernah terjadi. Karena jika tidak, aku akan terus terjerembap disana dan membiarkan tembok pertahanku rusak, tidak dibenahi. Dan aku akan terus berharap akan suatu hal yang mustahil. Tidak akan pernah terjadi. Kedatangan orang itu...lagi.
Entah apa yang sebenarnya yang aku harapkan dari orang itu. Kau semakin mendekat? Atau tetap di tempatmu? Tapi aku bersyukur karena waktu sudah memberikanku jawaban untukmu. Untuk semua pertanyaanku tentang dirimu. Dan kepercayaan yang terlanjur kuberikan kepadamu tapi ternyata kau menyiakan semuanya.

Untukmu. Iya ini untukmu. Tunggu. Aku tidak berharap kau kembali. Aku malah sangat tidak berharap kau kembali. Karena jika iya, aku takut. Aku takut aku hanya akan terus bermimpi. Jadi tetaplah disana. Meskipun aku memang tidak tahu keberadaanmu, karena kau.. menghilang. Iya, tadi sempat ku katakan kau pergi meninggalkanku begitu saja, tanpa sepatah katapun. Kau menghilang. Tapi sudahlah, tetaplah disana. Di tempatmu sekarang. Aku hanya ingin berterima kasih karena sudah sempat membuatku tersenyum dan membuat hari-hariku berarti. Dulu. Meskipun semua itu ternyata bohong. Berbahagialah disana. Iya, Kau..   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Thoughts About Palestine

Cuek itu perlu

Mood breaker!