Game Komputer untuk Anak? Boleh atau tidak?



Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat, hal ini memberikan dampak di berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini juga dirasakan dalam perubahan yang terjadi pada pola komunikasi dan kebudayaan anak. Anak juga merupakan bagian dari masyarakat, dan untuk itu mereka pun menjadi salah satu pelaku dan target media baru yang sebenarnya secara terselubung memiliki tujuan tersendiri.  
Kehadiran new media di dunia anak-anak memberikan berbagai pendapat baik positif maupun negatif dari berbagai ahli. Menurut David Buckingham, media baru memiliki potensi positif yang besar, terutama untuk pembelajaran. Sementara di sisi lain, media baru bisa membahayakan dan beresiko. Kekhawatiran mengenai perkembangan media juga mulai muncul pada tahun-tahun awal hadirnya televisi pada tahun 1950-an. Melody (1973) dan Cuban (1986) beranggapan bahwa televisi memiliki dampak positif karena mewujudkan masa depan pendidikan. Namun pada pelaksanaannya rupanya dampak kekerasan di televisi justru menjadi hal yang patut dikhawatirkan.Hal ini juga terjadi pada media baru, dimana ada beberapa respon positif dan negatif yang dari beberapa ahli, diantaranya:
o   Seymour Papert (1993) berpendapat bahwa media (dalam hal ini komputer), membawa bentuk pembelajaran yang baru bagi anak-anak. Komputer melepaskan kreatifitas alami anak dan keinginan alami mereka untuk belajar yang tidak ditawarkan oleh metode kuno atau media-media sebelumnya.
o   John Katz (1995): internet merupakan sarana pembebasan anak dan  memberikan ruang untuk anak bisa menciptakan budaya mereka sendiri tanpa kontrol orang tua.
o   Don Tapscott (1997): berpendapat bahwa internet menciptakan generasi elektronik yang lebih demokratis, imajinatif, bertanggung jawab secara sosial, dan mempunyai informasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya.
o   Patricia Greenfield (1984): bermain game melibatkan seluruh kemampuan berfikir, dan melibatkan kordinasi antara tangan dan mata, strategi pemecahan masalah, daya ingat, berfikir induktif, kesadaran, dan seterusnya.
Sementara itu respon negatif dari para ahli tentang kehadiran new media bagi anak-anak diantaranya:
o   Media digital memberi pengaruh buruk untuk anak-anak karena banyaknya kasus kekerasan yang ditayangkan. Semakin realistik gambar yang ditayangkan di media digital, maka semakin besar hal tersebut akan ditiru oleh anak. (Provenzo, 1991).
o   Kecanduan yang ditimbulkan media menyebabkan dampak buruk bagi otak dan kesehatan anak. Ada salah satu kasus dimana seorang anak terkena epilepsi yang disebabkan karena kecanduan bermain nintendo. (Griffiths, 1996)
o   Anak menjadi antisosial, dimana terjadi kerusakan pada interaksi manusia dan kehidupan keluarga yang normal (Tobin, 1998).
o   Memberikan dampak moral negatif untuk anak, seperti memperlihatkan ketidaksetaraan gender yang memperkuat stereotype bahwa pria bisa melakukan kekerasan terhadap wanita, peningkatan kekhawatiran dalam hal-hal pornografi yang bisa diakses di internet, dan kekhawatiran tentang praktik penjualan online untuk anak (Schor, 2004).  
Kekuatan teknologi memang memposisikan anak-anak itu memiliki kreativitas, dan spontanitas, namun di balik semua itu anak-anak itu sangat rentan dan membutuhkan perlindungan. Melihat dampak negatif tersebut diperlukan adanya intervensi dari orang tua dan guru untuk bisa menjadi pengganti alat sensor untuk anak, meskipun memang ada kemungkinan beberapa anak yang cenderung menolak. (Buckingham and Sefton-Green, 1997).
Tidak hanya komputer, kehadiran game online pun semakin membuat anak terkena adiksi game digital. Di Indonesia sendiri, menurut hasil survey, anak-anak bisa dibilang sudah sangat tergantung pada keberadaan Internet dan games komputer. Posisi pengguna Internet dalam keluarga sebagai anak dalam keluarga mencapai 46% (APJII). Selain itu dari 30 juta pengguna internet di Indonesia, ada sekitar 6 juta pengguna game online yang diantara pengguna game online tersebut adapula anak-anak dengan usia 12 tahun ke bawah (Okezone.com). 
Hadirnya game komputer di dunia anak, memberikan dampak dilematis bagi para orang tua. Di sisi lain, orang tua tidak tega membiarkan sang anak ketinggalan jaman dan kemajuan teknologi dengan tidak mengenalkan mereka dengan game-game canggih keluaran teknologi terbaru. Tetapi pada kenyataannya pun orang tua memiliki kekhawatiran ketika sang anak mulai ketagihan sampai menghabiskan waktu berjam-jam di depan gadget dan media baru yang justru dibelikan oleh orang tua. Lalu apa yang solusi terbaik untuk hal ini?
Sulit memang ketika orang tua harus memantau selama dua puluh empat jam bersama sang anak agar dampak negatif dari media baru tidak mempengaruhi perkembangan anak. Tetapi, jika anak dibiarkan tanpa pengawasan, maka hal ini justru perlu dikhawatirkan karena dampak negatif akan dengan mudah meresap pada otak, dan perkembangan anak. Hal ini menjadikan orang tua berada di posisi dilematis. Di sisi lain tidak ingin sang anak menerima dampak negatif dari new media, tetapi di sisi laiin anak juga perlu pengawasan di tengah kesibukan mereka.
Hal yang bisa dilakukan adalah, dengan membatasi penggunaan gadget dan menggantinya dengan permainan lain yang lebih interaktif. Bukan hanya gadget dan games yang perlu untuk dibatasi penggunaannya, tv pun perlu karena tidak semua program acara tv baik untuk anak.  Anak mungkin akan merasa marah, sedih dan sebal ketika orang tua nya menyita games mereka. Tetapi pembatasan ini adalah hal yang penting untuk dilakukan. Diperlukan kedisiplinan dan ketegasan dari orang tua dalam penggunaan new media pada anak. Orang tua bisa memberikan bentuk permainan lain selain new media tersebut yang bisa mengalihkan perhatian anak dan lupa akan game komputernya. Misalnya dengan memberikan  buku bacaan bergambar, atau mainan seperti robot, boneka, dan lain-lain.
Di sisi lain, nampaknya masih banyak orang tua yang terjebak dalam kemeriahan games di media teknologi baru. Tawaran yang ditawarkan games untuk anak, memang seringkali membuat orang tua tidak tega untuk tidak memfasilitasi anak mereka dengan gadget baru. Tetapi ini pun menjadi bumerang tersendiri bagi mereka. Dengan memberikan fasilitas game yang semakin canggih, maka waktu sang anak bersama keluarga pun akan semakin berkurang. Jangan sampai membiarkan anak anda terlena dengan kecanggihan teknologi, karena pembuatan games tersebut sadar maupun tidak di sadari memberikan dampak pada perubahan proses interaksi dan moral mereka. Diperlukan pengawasan orang tua sebagai alat sensor yang aktif untuk menyaring informasi dan dampak negatif dari games tersebut. Tetapi tentu saja anak tidak akan menelan mentah-mentah suruhan dari orang tua mereka. Diperlukan pengertian dari orang tua tentang alasan mengapa penggunaan media teknologi baru itu sangat perlu untuk dibatasi. Jika mereka tahu akan dampak negatif nya, maka lambat laun pun mereka akan mengerti.

Games komputer jika dilihat dari sudut pandang yang positif memang memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan otak anak. Anak menjadi lebih kreatif, imajinatif, dan cerdas. Tetapi ada pula dampak negatif yang terkandung di dalamnya. Untuk itu diperlukan kedisiplinan dan ketekunan orang tua dalam mengawasi anaknya. selain itu perlu selektifitas dalam pemilihan games, karena memang banyak pula game interaktif yang edukatif dan baik untuk anak. 


sumber: 

APJJI. Profil Pengguna Internet di Indonesia 2012. 
 http://apjii.or.id/v2/upload/Laporan/Profil%20Internet%20Indonesia%202012%20%28INDONESIA%29.pdf
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social        Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 3 : CHILDREN AND NEW
       MEDIA/
Srn. Jumlah Pengguna Game Online di Indonesia Capai 6 Juta.
      http://techno.okezone.com/read/2009/06/25/55/232940/jumlah-pengguna-game-online-indonesia-capai-6-juta
gambar: google.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Thoughts About Palestine

Cuek itu perlu

Mood breaker!